Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sabtu, 15 Mei 2010

Warga Tipo Minta Pembangunan Tanggul Abrasi

Sabtu, 15 Mei 2010
YARDIN
KUNJUNGAN RESES – Anggota DPRD Sulteng dan DPRD Kota Palu dalam kunjungan reses yang berlangsung di Kelurahan Tipo (27/12) kemarin



DPRD Sulteng Gelar
Reses di Kelurahan Tipo///sub

PALU – Tiga anggota DPRD Sulteng asal daerah pemilihan (dapil) kota Palu (27/12) kemarin menggelar reses di Kelurahan Tipo tepatnya di pantai wisata bahari Djuhaepa Palu Barat – Tipo. Reses yang diikuti oleh Lutfhi Lembah (PAN) Lusi Pratikno (Demokrat) dan Vera Rompas Mastura (Golkar) yang kebetulan berhalangan hadir. Selain ketiganya juga hadir dua wakil rakyat dari DPRD Kota Palu, masing-masing Wakil ketua DPRD Kota Palu Yos Sudarso Mardjuni dan Ernawatie, keduanya dari Demokrat.

Suasana reses kemarin berlangsung istimewa, karena warga Tipo yang dimotori Asgar Djuhaepa menyiapkan penyambutan secara istimewa. Tak hanya menyiapkan ruang pertemuan di kawasan wisata yang menjadi jujugan warga kota itu, warga juga menyiapkan penyambutan dengan tarian rebana serta tari pamonte yang dibawakan dengan sangat apik oleh gadis-gadis setempat.

Dialog yang berlangsung satu jam lebih itu diisi dengan dialog antara warga dan anggota DPRD Sulteng. Reses yang berfungsi untuk melakukan penjaringan aspirasi masyarakat (jaring asmara) itu, berlangsung dinamis. Ada beberapa usulan-usulan penting yang dikemukakan oleh sejumlah warga, bahkan ada beberapa di antaranya yang mendesak untuk segera di tangani, seperti pembuatan bronjong untuk menahan gerusan air di sungai Nggolo dan abrasi yang mengancam pantai di sepanjang kawasan ini.

Seperti yang diungkapkan oleh Astam Abdullah, Ketua LPM Kelurahan Tipo. Menurut Astam beberapa usulannya tersebut bahkan sudah disuarakan dalam setiap kali reses DPRD Kota Palu atau kunjungan pejabat hingga Musrenbang kecamatan, namun tetap saja tidak mendapat respons yang memadai. Misalnya soal abrasi pantai di kawasan pantai Tipo. Menurut Astam, ancaman abrasi sudah tahap memprihatinkan. Jika tidak ada perhatian secepatnya maka gelombang laut akan mengancam pantai dan tanah milik penduduk setempat.
Selain itu ada juga Astam meminta dewan memperjuangkan aspirasi mereka yang sudah bertahun-tahun mengharapkan pemerintah untuk membangun dinding penahan (bronjong) di sungai Nggolo. ‘’Kalau hujan lebat kami sering dihantui ketakutan karena keselamatan kami terancam oleh batu yang berasal dari sungai. Ini sudah sering kami suarakan tapi tetap saja tidak ada perhatian pemerintah,’’ curhat Astam. Hal lain yang diungkapkan adalah soal pengairan pada lahan pertanian penduduk seluas 15 hektar. sebelumnya urai Astam masalah ini sudah teratasi setelah PDAM mengalirkan pipa-pipanya namun belakangan pipa itu dicabut oleh PDAM sendiri. Akibatnya lahan perkebunan tersebut tidak bisa difungsikan secara maksimal.

Reses yang dimanfaatkan oleh warga untuk ajang curhat itu, juga dimanfaatkan oleh Imam Desa Tipo Jamaludin yang meminta agar DPRD Sulteng memperjuangan pagar sekolah Tsanawiyah di Buluri yang sejak 1970 tidak pernah dipagar. ‘’Kita sudah coba dengan pagar darurat tapi tidak lama rusak. Makanya melalui anggota dewan kami minta pagar permanen,’’ ungkapnya. Menurut Jamaluddin, pihaknya tetap memperjuangkan agar sekolah tersebut dibangunkan pagar yang memadai.
Sedangkan tokoh adat Ahli Ali meminta perhatian yang optimal terhadap kelestarian adat. Olehnya pemerintah perlu menyediakan pakaian adat dan tempat adat yang memadai. Selain itu ia juga menyoroti masih maraknya bagang yang ada di Teluk Palu, padahal sudah ada Perda yang melarang.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Sulteng Luthfi Lembah, mengaku akan menampung dan memperjuangan aspirasi masyarakat setempat. Sedangkan hal-hal yang sifatnya mendesak seperti abrasi dan penggerusan dinding sungai Nggolo bisa dimasukan dalam program penanggulangan bencana. ‘’Dengan cara ini bisa secepatnya ditangani,’’ kata politisi PAN ini.
Ditempat yang sama, Lusi Shanti juga mengemukakan, bahwa reses yang dilakukannya adalah dalam rangka RAPBD 2011. Ia meminta kepada warga agar aspirasi yang telah disampaikan itu, juga diangkat dalam Musrenbang tingkat kecamatan. Dengan demikian ungkap Ketua Fraksi Demokrat DPRD Sulteng ini, aspirasi yang disampaikan di reses dan program yang dimasukan di Musrenbang bisa connect. Ia mengatakan, banyak usulan yang disampaikan sebenarnya merupakan domain pemerintah kota ini akan coba dikomunikasikan dengan pemerintah kota agar bisa diatasi. Reses yang berlangsung satu jam lebih itu dihadiri aparat kelurahan Tipo, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda dan tokoh perempuan serta kalangan adat. (yar)

0 komentar:

Posting Komentar