Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sabtu, 08 Mei 2010

Paliudju Curhat ke Wartawan

Sabtu, 08 Mei 2010
PALU – Ajang buka puasa antar Gubernur HB Paliudju dan seratusan wartawan media cetak elektronik, lokal maupun nasional malam tadi menjadi ajang curhat bagi Paliudju. Banyak hal yang disampaikan oleh Gubernur HB Paliudju pada buka puasa bersama yang dihadiri oleh Pimpinan LKBN Antara Sulteng Rustam Hapusa dan Kabid pemberitaan TVRI Sulteng Drs Isnaeni Saufat. Dalam sambutan singkat, Gubernur secara khusus mengomentari soal keluhan listrik yang belakangan banyak dialamatkan kepadanya. Masalah listrik, katanya pemerintah bukannya tidak pernah berbuat, apalagi kalau sampai dianggap tidak berupaya sama sekali. Salah satu yang dilakukan adalah bekerjasama dengan PLN melakukan relokasi mesin PLTD dari Bitung – Gorontalo ke Palu Sulawesi Tengah. Pemerintah sudah menyiapkan Rp3,6 miliar untuk biaya relokasi mesin PLTD tersebut. Namun prosesnya agak terhambat karena PLN masih harus melakukan tender untuk mengangkut mesin-mesin tersebut. ‘’Kendalanya disini, karena PLN sendiri masih harus melakukan tender. Diperkirakan ini baru rampung sekitar 3 – 4 bulan kedepan,’’curhatnya. Saat ini katanya masyarakat mulai mengarahkan permasalahan listrik kepada Gubernur padahal sekarang ini adalah era otonomi dimana kewenangan penuh ada di daerah sedangkan Gubernur hanya cukup mendorong. Paliudju merasa perlu mengatakan hal tersebut, karena akhir-akhir ini dirinya kerap dibuat repot oleh masyarakat akibat pemadaman lampu yang tidak beraturan. Masih terkait soal listrik, hari ini Gubernur HB Paliudju bersama Walikota Palu Rusdi Mastura, Bupati Parimo Longki Djanggola dan Bupati Donggala Habir Ponulele akan bertolak ke Jakarta dan bertemu dengan Presiden SBY. ‘’Kita minta ada campur tangan Presiden terkait harga beli PLTU Mpanau ke PLN yang terlalu rendah,’’ katanya.
Selain soal listrik, ia juga membeber sejumlah kemajuan yang dicapainya sejak menjadi Gubernur. Misalnya, penurunan angka kemiskinan, surplus beras dan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,6 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan nasional sebesar 6 persen. Diakhir sambutannya, Paliudju sempat menyentil independensi pers yang menurutnya sering terpolarisasi oleh dinamika politik di daerah. ‘’Alhamdulilah malam ini saya undang wartawan semua datang. Tapi tahun depan kalau saya undang lagi, mungkin tidak semua datang karena sudah calon yang didukung,’’ seloroh Paliudju yang disambut gerr wartawan. Kamsiah Paliudju yang duduk di bagian depan tampak tersenyum mendengar gurauan Paliduju. Namun pers yang professional tentunya tidak akan menggadaikan idealismenya untuk kepentingan pragmatis seperti itu. ‘’Saya percaya kalian semua orang yang professional yang bisa menjaga independesinya,’’ ujar Paliudju sambil melirik mesra kepada istrinya. (yar)

0 komentar:

Posting Komentar