Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sabtu, 15 Mei 2010

Longki Bantah Jasa Giro Mengalir ke Rekening Pejabat

Sabtu, 15 Mei 2010
Dian Pravitasari: Sistem
Perbankan Tidak Mungkin Dimainkan

PARIGI – Entah apa yang ada dibenak anggota Banggar DPRD, print out rekening jasa giro yang secara resmi dikeluarkan oleh bank masih saja tidak dipercayai. Kemarin Untuk kesekian kalinya masalah jasa giro kembali menyita pembahasan anggaran.
Perdebatan sengit soal besarnya jasa giro memaksa eksekutif dan legislatif mengambil posisi berhadap-hadapan. Kecurigaan anggota Banggar legislatif Ir Asmir Ntosa, bahwa, jasa giro mengalir ke rekening pribadi pejabat membua t tensi hubungan kedua lembaga ini sedikit memanas. Pembahasan anggaran yang mengagendakan penjelasan eksekutif soal print out jasa giro rekening Pemda di empat bank berbeda yakni, Bank Sulteng, BNI dan Mandiri serta BRI berubah menjadi acara debat kusir karena pembahasan yang mengarah ke debat terbuka itu tidak lagi melalui pimpinan sidang. Asmir Ntosa dan Dian Pravitasari Tiangso staf Bendahara Umum Daerah (BUD) beberapa kali berdebat secara langsung soal print out jasa giro. Dalam penjelasannya Dian menjelaskan posisi jasa giro per November 2009 dari 10 rekening Pemda yang tersebar di beberapa bank. Anwar Yabi yang duduk disampingnya tampak senyum-senyum melihat anak buahnya menjelaskan jasa giro yang dalam tiga hari terakhir ini terus menyita perhatian Banggar. Menurut mantan staf di PT Bank Sulteng Cabang Parigi ini, posisi per November 2009, jumlah jasa giro sebesar Rp599 juta lebih. ‘’Ini adalah hasil rekap secara keseluruhan,’’ ujarnya lancar. Penjelasan Dian tidak membuat Banggar puas. ‘’Dari mana Anda dapat kesimpulan seperti itu,’’ serang Asmir. ‘’Ini diambil setiap bulannya yang direkap hingga November. Ini bisa dilihat dari print out yang ada ditangan bapak-bapak,’’ balas Dian. Sempat terjadi perdebatan dua arah antara keduanya, sebelum pimpinan sidang, Taufik Borman melancarkan pertanyaan telak yang membuat Dian terdiam tidak mampu berkata apa-apa. Taufik mempertanyakan tidak tercapainya target jasa giro yang sebelumnya ditargetkan Rp1 miliar. Ditemui terpisah Dian mengaku, ia tidak mempunyai kompetensi menjawab pertanyaan semacam itu. ‘’Kalau soal target yang tidak tercapai, gak mungkin saya jawab, karena memang bukan kompetensi saya,’’ ujarnya sambil tersenyum.
Penjelasan eksekutif yang dianggap tidak memuaskan, memunculkan spekulasi baru, bahwa bisa saja jasa giro itu dibelokan ke rekening pribadi. Menurut Asmir dirinya mempunyai pengalamana pada tahun-tahun sebelumnya ada indikasi seperti itu.
Kepada Radar Sulteng, Dian menolak tegas asumsi yang dikemukakan Asmir Ntosa tersebut. ‘’Dibelokan bagaimana. Saya tidak mengerti. Ini yang bekerja ini system. Yang namanya system perbankan tidak mungkin dimain-mainkan,’’ bantahnya. Justru kata dia, kalau benar dialihkan ke rekening orang-orang tertentu maka akan terlihat dalam print out. ‘’Ini kan system yang bekerja,’’ katanya.
Senada dengan Dian Pravitasari, Bupati Parimo Longki Djanggola secara tegas membantah bahwa jasa giro dialihkan ke rekening pejabat. Tidak mungkin kata dia, Perbankan mengalihkannya ke rekening pribadi.
Pembahasan jasa giro yang berlangsung dua jam setengah itu tidak bisa menghasilkan keputusan apapun. Solusinya, pembahasan anggaran dilanjutkan untuk membahas belanja, sedangkan terkait jasa giro dewan berencana membentuk Pansus. (yar)

0 komentar:

Posting Komentar