Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sabtu, 15 Mei 2010

Lely Pariani Disebut Seken Tapi Masih Mulus

Sabtu, 15 Mei 2010
PARIGI – Pembahasan anggaran DPRD Parimo terus diwarnai dengan berbagai statemen yang sebenarnya tidak pantas untuk diungkapkan oleh seorang anggota dewan. Sehari sebelumnya, pembahasan anggaran yang menghadirkan Dinas Pertanian dan Peternakan sempat diwarnai oleh statemen Kisman DB Sultan yang menghardik Kadistanak Nahyun Biantong, (Radar Sulteng 24/12), yang kemudian mengundang kecaman dari rekannya sesama anggota dewan. Kemarin (24/12) kejadian serupa kembali terjadi dan masih dilakukan oleh orang yang sama, Kisman DB Sultan. Saat sesi pembahasan belanja dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Kisman DB Sultan secara terang-terangan menyebut rekannya Lely Pariani dengan sebutan seken tapi mulus. Pernyataan itu berawal saat pembahasan soal fenomena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang juga masuk dalam program Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB. Kisman menyebutkan, dalam konteks KDRT mestinya jangan hanya laki-laki yang disalahkan karena dalam kasus tertentu, perempuan juga melakukan KDRT kepada laki-laki.
Entah ada korelasinya atau tidak, Kisman seolah ingin berbagi kiat agar KDRT tidak marak terjadi, maka yang perlu dilakukan para perempuan (istri, red) adalah harus bisa bersolek, merias diri sehingga tidak terlihat kusam. ‘’Jangan tidak pernah mandi tiga hari tiga malam, kalau begini kan kelihatannya tidak bagus,’’ cerocos Kisman. Teman-teman sesama Banggar terlebih kalangan eksekutif tampak tidak bereaksi apa-apa mendengar pernyataan Kisman yang mengalir dengan lancar. Sesaat kemudian ia pun langsung mengambil contoh kepada rekannya Lely Pariani sebagai perempuan yang gemar bersolek dan pandai merias diri. ‘’Coba lihat seperti Ibu Lely, sudah seken tapi masih mulus,’’ katanya tiba-tiba.
Mendengar pernyataan yang tidak diduga itu, beberapa anggota Banggar perempuan terlihat kurang nyaman namun tidak juga mengajukan interupsi. Sedangkan Lely Pariani yang ditohok, tampak menatap kearah Kisman DB Sultan sambil geleng-geleng kepala. Sementara pejabat dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana juga terdiam mendengar statemen anggota dewan yang terhormat itu. Seusai Kisman berbicara, Mayasari JFK langsung meraih mikrofon di depannya. Ia meminta kepada pimpinan sidang agar pembahasan anggaran fokus tidak melebar kemana-mana. ‘’Bapak pimpinan rapat, saya melihat pembicaraan soal anggaran sudah bias dan melebar kemana-mana, untuk efektifnya kita fokus saja pada ploting angka-angka, kalau ada hal-hal yang perlu dibicarakan soal pemberdayaan perempuan bisa diakomodir di forum lain,’’ tandas Maya yang langsung disetujui pimpinan rapat Taufik Borman.
Terpisah, Mayasari yang dimintai pendapatnya soal istilah seken tapi masih mulus mengaku sangat tidak nyaman dengan istilah itu. ‘’Memangnya perempuan itu barang, koq disebut seken. Ini sangat disayangkan, karena di tengah upaya kita memperjuangkan kesetaraan perempuan melalui affirmative action, tapi masih ada begini-begini. Saya merasa tidak nyaman,’’ kata Maya.
Ditempat terpisah, Lely Pariani yang ditemui mengakui memang kurang nyaman dengan istilah itu apalagi jika sampai dialamatkan kepada dirinya. Namun ia berupaya tegar, terlebih katanya pembahasan soal perempuan di forum dewan memang agak langka, sehingga banyak antusias. ‘’Untuk saat ini saya memaknainya seperti itu,’’ katanya dengan raut muka kecewa. (yar)

0 komentar:

Posting Komentar