Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Sabtu, 15 Mei 2010

Banggar Tetap Ngotot Minta Print Out Jasa Giro

Sabtu, 15 Mei 2010
F-YARDIN
SERING ‘’MENGANGGUR’’: Anggota Banggar legislative dan eksekutif memilih bercengkerama dengan sesama anggota dewan, karena sidang yang sering diskorsing



Pembahasan Molor
Pejabat Mulai Gerah////sub

PARIGI - Pembahasan RAPBD 2010 Kabupaten Parigi Moutong, masih terus berkutat pada permasalahan yang sama. Setelah jeda sehari pasca rapat paripurna untuk memperpanjang pembahasan RAPBD hingga 30 Desember mendatang, pembahasan kembali dilanjutkan dengan agenda pembahasan pendapatan. Sayangnya rapat yang berlangsung 3 jam itu tidak menghasilkan apa-apa. Tiga jam tersebut hanya dihabiskan dengan skorsing menunggu kehadiran pelaksana tugas harian Dispenda Kabupaten Parimo Drs Anwar Yabi, yang menurut keterangan Sekkab Nirman Winter, yang bersangkutan sedang dalam perjalanan dari Palu menuju ke Parigi. ‘’Saya telepon katanya sedang ada di Palu, tapi sekarang sudah dalam perjalanan menuju ke Parigi,’’ jawab Winter.

Banggar legislatif tetap membutuhkan kehadiran Anwar Yabi untuk melihat langsung hasil print out jasa giro di PT Bank Sulteng. Sikap ngotot anggota Banggar itu terpaksa dilakukan setelah laporan dari BPPKAD dan Bendahara Umum Daerah berbeda. Pihak BPPKAD dalam laporannya menyebutkan jasa giro sebesar Rp1,6 miliar sementara versi bendahara menyebutkan hanya sebesar Rp500 juta lebih. Perbedaan ini memaksa pihak Banggar legislative merasa perlu menghadirkan Anwar Yabi memberikan hasil print out dari PT Bank Sulteng. Setelah diskorsing dua kali, barulah Anwar Yabi yang saat ini menjabat sebagai Asisten I, menampakkan dirinya di gedung dewan. Mengenakan baju safari abu-abu, Anwar langsung mengambil tempat duduk diapit oleh Sekkab Nirman Winter dan Ketua Bappeda Muhammad Idris.

Keinginan dewan untuk mendapatkan salinan print out ternyata tidak bisa terpenuhi sekalipun Anwar Yabi mengaku telah mengantongi print out yang dimaksud. ‘’Saya tidak bisa membuka disini, saya harus minta izin dulu sama pimpinan (bupati, red) apakah ini bisa dibuka atau tidak,’’ kata Anwar. Mendengar penjelasan yang tidak memuaskan itu, beberapa anggota dewan sontak melakukan interupsi. Namun pimpinan rapat, Taufik Borman langsung menskorsing sidang selama 1 jam, memberikan kesempatan kepada Anwar Yabi berkonsultasi dengan bupati. Skorsing kali ini untuk ketiga kalinya sejak sidang dibuka pukul 10.00 pagi. Skorsing sempat molor hingga dua jam, saat dibuka kembali pimpinan rapat mengambil inisiatif untuk menyudahi sidang dan dilanjutkan kembali pukul 10.00 pagi ini.

Berlarut-larutnya sidang pembahasan yang baru mengagendakan sesi pendapatan, mulai mengundang reaksi di internal eksekutif. Beberapa pejabat yang dimintai pendapatnya oleh Radar Sulteng, menyoroti lemahnya koordinasi antara tiga pejabat yang memegang posisi sentral dalam pembahasan anggaran, yaitu, Sekkab, Bappeda dan Dinas Pendapatan.
Perbedaan-perbedaan angka antara Bappeda dan bagian keuangan maupun pendapatan masih terus memicu kontroversi karena tidak ada sinkronisasi di antara tiga pejabat tersebut. ‘’Kita hadir disini lebih banyak nganggur karena sering skorsing. Padahal di kantor kita juga harus merampungkan LAKIP atau menyiapkan bahan-bahan untuk LKPj tahunan, kalau seperti ini mubazir jadinya,’’ keluh salah satu pejabat dinas yang meminta namanya tidak ditulis.

Pembahasan yang memasuki minggu kedua, masih terus diwarnai kontroversi. Salah satunya soal perbedaan mencolok antara data yang disampaikan bupati dan Bappeda.
‘’Coba Pak Ketua Bappeda, koreksi dulu, kenapa ada perbedaan estimasi pendapatan sebesar Rp800 juta antara pidato bupati yang menyebutkan sebesar Rp12 miliar dan angka yang disampaikan Bappeda sebesar Rp12,8 miliar,’’ teriak Made Yastina anggota Banggar dari Fraksi Golkar.
Kritik Yastina ini juga disambung dengan sorotan pedas kepada pelaksana tugas Kadis Pendapatan Anwar Yabi. ‘’Untuk diketahui, Dinas Pendapatan melalui pelaksana tugasnya, sejak rapat anggaran dimulai, tidak pernah menampakkan batang hidungnya,’’ sorot anggota Banggar dari Komisi III Asmir Ntosa.
Bagaimana tanggapan Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola terhadap sikap dewan yang meminta print out jasa giro? Kepada Radar Sulteng, Longki hanya merespons singkat. ‘’Saya sudah perintahkan untuk diperlihatkan saja, sepanjang anturan perbankan membolehkan,’’ jawab Longki dalam SMS (system maklumat singkat) yang dikirimkan ke Radar Sulteng.

Pembahasan anggaran kembali dilanjutkan pagi ini dengan agenda membahas jasa giro setelah Anwar Yabi mendapat lampu hjiau dari Bupati untuk memperlihatkannya kepada Banggar legislatif. Pembahasan sesi pendapatan tinggal menyisakan pembahasan jasa giro setelah itu, Banggar akan melanjutkan pembahasan untuk sesi belanja. (yar)

0 komentar:

Posting Komentar